Total Tayangan Halaman

Friends

Visitor

free counters

Daftar Blog Saya

Selasa, November 11, 2014

Seperti Kasih Bapa

Kisah ini terjadi ketika saya hendak melakukan perjalanan ke Surabaya, menghampiri kakak tertua yg akan melakukan sidang akhir. Sambil menunggu bis lewat aku dan Ayah memutuskan untuk makan di depot pinggir jalan dekat terminal. Sambil melihat-lihat menu yang dipajang, aku galau menimbang-nimbang mau makan apa. Akhirnya berhenti di masakan ayam betutu, makanan khas bali yg puedes banget. Sebagai penggila pedas saya sudah tidak sabar, menanyakan Ayah saya:
"Yah, aku pesen ayam betutu ya?" dengan muka bersemangat.
"Apa itu?"
"Itu lho ayam, pedes banget, enak Yah. Ya ya yaa?" Memohon. Ayahku terdiam, hanya beberapa detik tapi bagiku itu waktu yg lama karena perut yg lapar.
"Nggak." Jawaban itu membuat saya shock berat *lebay
"Kenapa???" Sedikit tereak
"Kamu mau perjalanan jauh, jangan makan yg pedes. Nanti kalo sakit perut dijalan gimana?"
"Aduuh Yahh .. Enggak kira aku sakit perut, beneran aku pengen bangeeet" dengan nada merajuk. Setelah melakukan beberapa aksi tapi hasilnya nihil, saya tetap tidak boleh makan ayam betutu. Meskipun suasana hati lagi buruk, tapi nasi campur+dendeng sapi ludes saya makan.

Kejadian itu mengingatkan saya akan kebaikan Bapa di surga. Pernah ga sih, pengen sesuatu banget (seperti ayam betutu) kita berdoa, memohon, tapi Tuhan ga kasih-kasih? Mungkin seperti Ayah saya, Tuhan tau itu tidak baik atau bukan waktu yg tepat bagi Dia mewujudkan keinginan kita. Ayah saya yg manusia saja, begitu mengasihi saya, beliau tau pencernaan saya mudah terganggu sehingga tidak mengijinkan saya saat itu, sebuah 'perjalanan jauh' membuat saya menunda memakan ayam betutu.. Ketika Tuhan belum mengijinkan apa yg kamu inginkan terjadi, itu adalah yg terbaik saat ini. Percaya saja akan ada waktu yg tepat untukmu, berhenti merajuk dan mulailah percaya. Seperti Bapa sayang anaknya, demikianlah Tuhan mengasihimu.

Minggu, September 21, 2014

Ketika Aku Jatuh Cinta Pada YESUS


Terimakasih kepada Allah yang lagi-lagi membuatku terharu akan kasih-Nya yang begitu besar kepadaku. Banyak hal yang tidak bisa dideskripsikan dengan kata-kata, bagaimana Dia mengubah setiap sudut hatiku dan menyusunnya menjadi sesuatu yang lebih berkilau dan indah. Sebelum Tuhan mengubah dan memperbaikinya, hatiku penuh dengan lubang-lubang dan mungkin, beberapa luka yang masih belum sembuh sempurna. Hal ini menyadarkanku bahwa aku bukan ‘barang jadi’ aku masih harus terus dibentuk dan diubahkan, aku masih perlu Tuhan seumur hidupku, selama-lamanya!
Buku garapan pasangan suami istri Erick dan Leslie Ludy yang berjudul ‘When God Writes Your Love Story’ sungguh-sungguh telah menyadarkanku akan bagaimana cinta sejati itu semestinya. Aku mendapati diriku khawatir dan menuntut pernyataan cinta yang instan dari seseorang yang ternyata, belum diketahui dengan jelas, apakah dia adalah orang yang tepat.

Minggu, Agustus 03, 2014

Wanita


Menjadi seorang wanita adalah sesuatu yang menyenangkan. Meski terkadang begitu rumit, namun aku bersyukur terlahir menjadi seorang wanita. Merasakan kedalaman emosi yang tidak dimiliki oleh laki-laki. Dulu, sewaktu kecil aku memiliki banyak impian. Aku sempat memimpikan menjadi seorang artis, konyol kan? Aku memang suka sekali berakting, membaca puisi (itu terbukti dengan menjadi peringkat beberapa kali di lomba puisi), aku juga suka menyanyi. Hampir semua jenis seni aku menyukainya, kecuali menari dan melukis. Semakin dewasa, impianku menjadi berubah. Aku ingin menjadi seorang sutradara, mengarang sebuah cerita dan menjadikannya film. Tentu dengan menanamkan nilai-nilai alkitab didalamnya.
Beberapa waktu lalu, aku berubah pikiran kembali. Ketika aku melihat tawa polos anak kecil, bagaimana tatapan ingin tau mereka, seperti kertas yang siap untuk ditulis. Ya, menggendong tubuh mungil manusia yang masih rapuh. Seperti melihat mujizat demi mujizat,

Akan Selalu Kagum


Akhirnya saya menulis lagi, setelah sekian lama vakum. Kali ini saya tidak sedang melankolis. Saya menulis dengan keadaan sadar sepenuhnya. Merasa sangat diberkati minggu ini karena pelajaran yang boleh saya petik: “Allah menyertai langkah-langkah setiap orang yang bersandar pada-Nya”. Sebagai manusia yang masih berupa darah dan daging, kita pasti tidak lepas dari rasa kecewa, kadang patah semangat, marah, dan lain sebagainya yang membuat kita berjuang lebih keras dalam mentaati Tuhan.
Dalam pergumulan hidup yang saya miliki sebagai seorang pemudi, tentulah diantaranya adalah pergumulan tentang pasangan hidup. Ya, benar. Ini tetap kelanjutan kisah yang sama seperti apa yang saya tulis 2 tahun lalu di blog ini. Jika anda membacanya, sangat terlihat bahwa saya begitu emosional dan labil kala itu. Ada banyak hal yang sudah Allah ubah dalam diri saya.

Senin, Mei 26, 2014

Ayah

Aku sayang Ayah. Sayang banget. Meskipun Ayah adalah Ayah yang nggak sempurna. Aku sadar, aku terlalu cuek kadang. Aku tau, Ayah begitu mencintaiku. Harusnya aku tidak menuntut untuk selalu dipahami tetapi belajar untuk memahami Ayah. Maaf kan aku yah, jika belum bisa menjadi seorang anak yang baik bagi Ayah. Aku merindukanmu, Aku selalu mendoakanmu agar kau kembali pulang Yah... Mungkin memang tak banyak hal yang telah aku lakukan untuk menunjukkan rasa cintaku. Aku akan belajar untuk menunjukkannya. Terutama dengan doa.

Selasa, Mei 20, 2014

Bintang di Mataku

"Kamu lho kalau cerita tentang dia matanya berbinar-binar. Kayak ada dua bintang." ujar Ayah tadi pagi. 
Really? 
Aku bener-bener ga sadar. Mungkin memang seperti itu adanya. Ternyata mata kita bisa jauh lebih jujur dari pada apa yang keluar di mulut ya? haha. 
Entahlah, abstrak.
Abstrak semua yang aku rasakan sekarang. Membaca petanda-petanda yang terkadang membuat bingung dan lelah. 
Didalam Tuhan selalu ada harapan. :)

Kamis, Mei 15, 2014

Am I beautiful?

 
Aku sedikit tidak percaya bila ada yang mengatakan aku cantik, bukan bermaksud merendahkan diri, tapi kalau dibanding sama Miss World atau artis Korea aku jauh dibawah mereka, hahahaa. Tapi serius, dikeluargaku aku jarang sekali dipuji cantik, kedua saudara laki-lakiku terutama yang sepertinya anti banget bilang aku cantik. Aku sedikit syok baca BBM diatas, hehe. Setelah dibalas, si empunya tidak membalas balik bahkan ga di read! Oke, sepertinya malu atau apa, karena aku membalas sehari setelah dia kirim pesan itu. Biasa, pesan baru masuk karena aku baru bisa pas wifian di kampus. Tentu bersyukur dan berterimakasih bila ada yang menganggap aku cantik. Tapi, kalo boleh jujur aku ga mau dikagumi/disukai karena kecantikanku. Karena suatu saat kecantikan akan menghilang, kan? Karena itu aku menginginkan seseorang yang mencintaiku bukan karena parasku. Mereka perlu tau karakterku, kelemahanku, keluargaku, semuanya, dan berpikir ulang bahwa untuk bersama dengan seseorang pasti memiliki resiko. Nah, apakah anda cukup berani mengambil resiko untuk orang yang benar-benar anda cintai? 
Aku menanti dan pasti akan ada, dia yang berani melakukannya. Hehe. 
Cantik itu ketika kamu bisa memancarkan kasih Kristus dan keserupan dengan Dia adalah hal yang terpenting dari apa yang terlihat dimata.Dan jangan sombong apabila memiliki paras yang cantik, ingat, itu semua pemberian Tuhan, dan juga ingat, roh kitalah yang akan berada di kekekalan bukan wujud jasmani kita saat ini. Jadi, yuk memperindah yang didalam dulu :)

Cinta atau Obsesi?

 

Ini tentang seseorang begitu baik, meskipun apa yang dia terima tidak seperti yang diharapkan. Terimakasih, dalam masa menunggu itu tolong jangan keraskan hati. Beranjaklah pergi jika ingin. Aku tidak bermaksud mendahuli kehendak Tuhan, tapi alangkah lebih baiknya untuk dirimu mencari seseorang yang bisa menerimamu apa adanya. 
Sekali lagi terimakasih buat ketulusan dan perhatian.... Maaf karena tidak bisa memberi yang sama. Gid bless you...

Senin, Maret 03, 2014

Mimpi

16 Februari 2014
Aku pernah bermimpi.
Mimpi yang selama ini aku mimpikan. Terasa begitu nyata bersama seseorang.
Apakah mimpi itu hanya milikku sendiri? 
Hanya Tuhan yang tau...

Sabtu, Januari 04, 2014

Happy New Year 2014 :)


Tulisan ini di buat di malam tahun baru 2013. Awan kelabu menutupi langit sepanjang sore hingga malam, namun entah mengapa aku merasakan cinta didalam kelabunya itu. Betapa baiknya Tuhan, entah cerah ataupun gelap, dingin atau hangat, Tuhan tetap bersinar dengan kasih-Nya di hatiku. Penyertaan Tuhan begitu nyata dalam setiap langkahku mengiring Dia. Aku belajar mengandalkan Tuhan ketika tak ada seorang pun yang dapat ku andalkan, Tuhan menjadi satu-satunya penopangku, dan di dalam Dia kurasakan keutuhan itu.

Keluh Singkat


Biarlah daging ini merindu dan hancur ia.
Biarlah hatiku mengharu dan pilu ia.
Biarlah manusiaku mati dan tak tersisa lagi, karena nafsu dan dosa yang ada padanya.
Tuhan, biarkan rohku berlabuh, dipelukan-Mu tempat yang ingin ku tuju.
Biar habis air mataku kering dan tak adalagi, biar habis segala dukaku karena penghiburan-Mu ya Allah.

Begini Saja


Kamu sudah memiliki hatiku tanpa berusaha, tetapi itu tidak cukup untuk membuatnya bertahan.
Seperti senja yang kebingungan, apakah dia sore atau malam.
Seperti mendung yang enggan untuk menjatuhkan airnya karena betah di atas langit.
Seperti itulah kita yang pada akhirnya menamai itu senja, itu gerimis.

Seberapa penting?


Seberapa pentingnya Tuhan bagi hidupmu? Terkadang kita memperlakukan Tuhan seperti konsultan, yang ditanyai pendapatnya namun tetap saja keputusan ada di tangan kita. Dia adalah Tuhan yang berdaulat. Tapi apakah kamu sudah menyerahkan semuanya untuk Tuhan? Oh ya, tentu saya saya sudah. Bagaimana dengan waktu luangmu? Apa yang kamu kerjakan? Menonton film aksi atau merenungkan firmannya? Bagaimana dengan kuliah? Apakah kamu berniat menyelesaikan kuliah dengan cepat tapi tidak ambil bagian dalam pelayanan? Bagaimana dengan pekerjaan? Apakah kamu menggunakan talentamu sebagai pekerja professional  di kantor atau menjadi pelayan Tuhan dengan sepenuh hati dan jiwamu termasuk pekerjaanmu? Kita hampir bisa menggunakan pekerjaan apapun untuk memuliakan Tuhan. Tapi, apakah Dia benar-benar sudah berdaulat dalam hidup kita, apakah Dia sudah menjadi yang terutama? Yang terutama dibanding keluargamu, yang terutama disbanding mimpi-mimpimu, yang terutama dibanding pasangan hidupmu? Bagaimana jika Tuhan meminta semua itu untuk diambil dari hidupmu? Bukan berarti menjadi pengikut Tuhan kita harus berjalan sendiri tapi kita harus mennyerah semuanya dan membiarkan Tuhan yang menjadi pengendali, membiarkan Tuhan yang sepenuhnya menjadi kepuasan kita.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

VISIT HERE

MY BANNER