Seberapa pentingnya Tuhan bagi
hidupmu? Terkadang kita memperlakukan Tuhan seperti konsultan, yang ditanyai
pendapatnya namun tetap saja keputusan ada di tangan kita. Dia adalah Tuhan
yang berdaulat. Tapi apakah kamu sudah menyerahkan semuanya untuk Tuhan? Oh ya,
tentu saya saya sudah. Bagaimana dengan waktu luangmu? Apa yang kamu kerjakan?
Menonton film aksi atau merenungkan firmannya? Bagaimana dengan kuliah? Apakah
kamu berniat menyelesaikan kuliah dengan cepat tapi tidak ambil bagian dalam
pelayanan? Bagaimana dengan pekerjaan? Apakah kamu menggunakan talentamu
sebagai pekerja professional di kantor
atau menjadi pelayan Tuhan dengan sepenuh hati dan jiwamu termasuk pekerjaanmu?
Kita hampir bisa menggunakan pekerjaan apapun untuk memuliakan Tuhan. Tapi,
apakah Dia benar-benar sudah berdaulat dalam hidup kita, apakah Dia sudah
menjadi yang terutama? Yang terutama dibanding keluargamu, yang terutama
disbanding mimpi-mimpimu, yang terutama dibanding pasangan hidupmu? Bagaimana
jika Tuhan meminta semua itu untuk diambil dari hidupmu? Bukan berarti menjadi
pengikut Tuhan kita harus berjalan sendiri tapi kita harus mennyerah semuanya
dan membiarkan Tuhan yang menjadi pengendali, membiarkan Tuhan yang sepenuhnya
menjadi kepuasan kita.
Saya melihat beberapa orang yang
tampak menjadi pelayan Tuhan yang luar biasa, namun dia belum mau menyerahkan
hidupnya sepenuhnya bagi Tuhan. Mereka kagum pada hamba Tuhan yang luar biasa
tapi mereka tidak mau mencoba melakukan apa yang hamba Tuhan itu lakukan,
mereka hanya mengagumi perbuatan orang lain tanpa mau ambil bagian juga. Mereka
memuji artikel-artikel yang bagus tapi tidak segera berbalik dari cara hidup
mereka yang salah. Mereka bilang hidupnya adalah bagi Tuhan tapi tidak mau
memulai melayani dan keluar dari zona nyaman. Saya sempat kecewa melihat hal
itu disekitar saya. Ketika bertanya pada Tuhan apa yang hendak saya lakukan,
apakah saya harus menegur mereka? Lalu Tuhan mengingatkan saya bahwa saya harus
terlebih dahulu mendoakan mereka. Karena bukan saya yang sanggup mengubahkan
hati manusia, hanya Tuhan saya yang dapat merubah seluruh aspek kehidupan
mereka seperti yang Dia mau.
Saya tau dan sangat sadar bahwa
saya adalah manusia berdosa yang juga tak luput dari salah, namun inilah yang
senantiasa mau saya ingat: bahwa saya hidup oleh anugrah didalam kematian Yesus
Kristus dan tidak mau menyiakan setiap detik anugrah itu dengan duduk diam.
Saya mencoba melayani pribadi bukan kegiatan komunitas, mau belajar untuk tidak
mengikuti keinginan daging dan keluar dari zona nyaman, jika harus, keluar dari
semua rencana hidup saya yang semula, benaar-benar mendedikasikan hidup bagi
Dia. Tidak akan mudah, saya tau, mungkin saya akan jatuh berkali-kali tapi saya
yakin bersama Allah yang selamanya memegang tangan saya, saya akan bangkit
lagi. Saya menyerahkan hidup saya bagi Tuhan, apapun yang menjadi rencana-Nya
bagi hidup saya. Karena hanya didalam Dia kepuasan hidup sebenarnya.
Jika Tuhan menyuruhmu mengangkat
meja, Dia pasti akan meletakkan orang untuk mengangkatnya bersamamu, karena
ketika bebanmu semakin berat, kekuatan dua orang akan meringankan pekerjaan.
Namun, jika orang yang satu menginginkan untuk memperbaiki pagar sedang kamu
tidak tertarik akan hal itu, pekerjaanmu untuk mengangkat meja akan terhambat. Kamu
hanya perlu menemukan orang yang memiliki panggilan yang sama. Ketika kamu
berniat menyerahkan seluruh hidupmu pada Tuhan, kamu tidak bisa bersama-sama
dengan orang yang hanya menyerahkan setengah hidupnya atau mungkin hanya
seperempat hidupnya. Itu tidak baik bagi terwujudnya rencana Tuhan dihidupmu, itu
hanya akan menghambat. Percaya saja bahwa Dia sudah merencanakan segalanya
bahkan partnermu dalam mencapai rencana-Nya dalam hidupmu.
21Desember2013
21Desember2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar