Aku mau bagi-bagi info tentang bagaimana menulis naskah monolog, semua berawal ketika UTS di kelas Keaktoran kami diberi tugas memainkan naskah monolog. Sebenarnya kita boleh bebas ambil naskah monolog di internet, tapi aku lebih memilih membuat naskahnya sendiri. Kenapa? karena selain bisa di sesuaikan waktunya, juga akan lebih mudah dihafal karena bikinan sendiri. Semoga bermanfaat:
BUKA DULU TOPENGMU
SEORANG WANITA BERPAKAIAN MODIS MASUK KE ATAS PANGGUNG
TENGAH BERBICARA LEWAT TELEPON GENGGAMNYA
Hahahaha, ya
iyalah gue nerima dia secara siapa sih yang nggak mau sama anak pejabat? Gue
kasih tau nih ya, selama ini gue perawatan habis ratusan juta buat apa kalo
bukan buat ngegaet cowok kaya? Masa bodo orang mau bilang apa… yah hari ini sih
gue dikasih cincin tapi besok atau minggu depan bisa jadi kan gue dikasih mobil,
hahaha… Apa? E iya, i-phone terbaru yang
kemaren kita liat itu? diskon 50%?
Serius loe? Oke tunggu gue bakalan kesana… kyaaa…. Jangan berangkat sebelum ada
gue!
(Dia segera menutup telepon, lalu menghubungi
nomer lain)
Kirimin aku
uang 10 juta. Butuh buat beli printer baru, sekarang. Kalo minggu depan berarti
skipsiku ga cepet selesai dong bu. 5 juta? Kok cuma separohnya sih, yaudah deh
gapapa. Aku tunggu.
(dia menutup teleponnya, lalu menelepon dengan
nada manja)
Halo… Daniel
aku pinjem uang kamu 5 juta boleh nggak? Aku lagi butuh banget sekarang, besok
malem? Nggak ada acara, oke deh. Makasih ya… aku tunggu sekarang uangnya. Muaach…
(setelah menutup telepon dia diam terpaku dan
raut matanya mulai berubah sedih)
Sandiwara dunia,
melelahkan sekali… sekarang ini wanita dituntut untuk cantik, modis, dan kaya agar
dapat menarik perhatian. Sebenarnya aku tidak ingin melakukan ini semua. Tapi apa
daya, aku hanyalah anak seorang janda pegawai negeri. Sebagai anak sulung
satu-satunya harapan keluarga, ibuku sangat ingin aku sukses. Aku harus
membayar lebih banyak uang ketika hendak masuk ke Universitas karena nilaiku
tidak memenuhi rata-rata.
(Tertawa menyindir)
Penyuapan, bukankah itu yang banyak orang
lakukan? Semuanya bisa dibeli dengan uang. Karena uang aku harus kehilangan
adikku satu-satunya, infeksi usus. Tidak segera ditangani karena kami tidak
sanggup membayar uang muka. Karena uang aku harus melihat ibuku bersujut
didepan mertuanya agar kami tetap bisa hidup dirumah yang bagus. Kami dihina,
orang miskin mereka anggap seperti debu dimata mereka.
(berperan sebagai ibunya)
Lekaslah
selesaikan kuliahmu nak cari kerja dan hasilkan uang yang banyak, biar ibu bisa
istirahat tidak kerja terus. Jadi anak itu harus berbakti sama orang tua…
Tunjukan sama keluarga bapakmu kalau setidak-tidaknya masih ada yang bisa
dibanggakan dari kita.
Sejak saat itu
aku hidup dituntun untuk sempurna. Ibu tidak tau apa yang aku rasakan. Karena
uang aku harus kehilangan harga diriku bu. Aku haruskehilangan rasa malu dan
apa yang disebut penghormatan. Akhirnya uang juga yang membantuku membuat
topeng ini. Inikah yang akan menjadi kebanggaanmu?
Segalanya dilakukan
agar aku terlihat mapan, utang disana-sini, berharap kelak suamiku cukup kaya dan
bodoh untuk dapat membayar semuanya. Bahagia? Itu juga yang aku inginkan yang
orang lain lihat dari hidupku. Tapi sebenarnya semua hanya omong kosong,
seperti kuburan yang di cat putih tapi di dalamnya hanya tulang belulang yang
busuk.
Tapi setidak
aku tidak sendirian, diluar sana juga banyak orang memakai topeng, orang yang
tertawa dibalik tangis mereka, orang-orang yang seharusnya patut dikasihani
seperti diriku. Jiwa-jiwa kesepian yang penuh kehampaan. Mustahil dapat
menemukan orang yang menerima apa adanya, gadis yatim miskin yang bodoh dan menerima
masa laluku yang kelam? Kecuali orang yang juga memakai topeng.
HANDPHONE BERDERING GADIS ITU MENGANGKATNYA
“Ya, halo?
Tantrii, perawatan hari ini? Oke.. oke… di tempat biasa kan, gue kesitu yah,
yaya.. gue yang traktir kali ini.”
Mau berkomentar? Buka dulu topengmu.
MELANGKAH KELUAR PANGGUNG
Tidak ada komentar:
Posting Komentar