![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgr_JKYX6JJT3ZTaqbC6PA3dstb1qdHQWQmmGPQ3AiOstKERMFCa_eS-7Y2MgV5l6_TXDxxLw8rgzv-AI2gyRnHQGH2Mg3DZeGaEIUU3ukxsWOQGu8Mzk29Gofi08IMOfn9SavIBOWgDiUV/s320/Sawah+dan+Blekok.jpg)
Udara siang ini mengendap di wajahku
Wangi dedaunan yang terbakar matahari
Pengap, namun menyegarkan…
Kutatap bentangan luas persawahan..
Jalanan bebatuan yang taklagi mulus seperti dahulu…
Dan kurasakan gunung memelukku erat,
Dengan kabutnya mencium keningku.
Takkan pernah ada yang berubah,
Selama aku tetap disini.
Masa-masa kaos oblongku…
Masa-masa tanah becek…
Masa-masa gelang karet…
Semuanya akan tetap ada disini,
Terselip diantara awan-awan.
Bergelantungan di dahan-dahan pohon,
Dan terekam jelas dalam ingatanku…
Masa kecil itu tak pernah mati
Meski kini tubuh mungilnya telah tiada,
Namun hatiku bisa kembali
Kapanpun,
Disaat aku menginginkannya…
Mungkin monster sawah memang tidak pernah ada,
Tapi kisahnya akan selalu membuatku tersenyum…
Mungkin putri duyung di kali telah lenyap,
Namun gelak tawa itu takkan kulupa…
Berlarian di pematang sawah,
Tanpa takut terjatuh ke dalam lumpur...
Mungkin aku telah lupa bagaimana caranya…
Karna kini aku takut terjatuh.
Ada beberapa hal…
Yang tidak dapat kulakukan setelah aku dewasa...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar