Total Tayangan Halaman

Friends

Visitor

free counters

Daftar Blog Saya

Rabu, Mei 29, 2013

Pernyataan cinta 4



Nah, ini nih yang rada sedikit beda. Aku menyukai seseorang. Tubuhnya tinggi, dengan rambut lurus yang menjatuhi pipinya yang tirus, bulu matanya tebal dan hidungnya mancung (bisa dibayangkan?). Aku melihat cowok itu ketika turun dari becak saat berangkat sekolah. Itu hari pertama aku sekolah dengan seragam abu-abu. Yah, aku kagum padanya. Kenyataan yang menyenangkan, teman SMPku menyukai sahabatku ketika aku berusaha mendekatkannya pada sahabatku, dia bilang bahwa salah satu temannya ingin berkenaln denganku, ternyata cowok itu! Betapa girangnya hati ini. Lucunya ketika aku pertamakali menjabat tangannya. Cowok yang dikagumi didepan mata. Yak, aksi comblang-mencomblang terjadii….
                Aku gagal karena teman SMPku tidak bisa jadian dengan sahabatku karena beberapa alasan. Lalu bagaimana  dengan kisah ku dengan cowok tinggi itu??
                Kami smsan, tentu saja kejadian ini terjadi sebelum aku jadian dengan si Eko (baca pernyataan cinta 2). Dia begitu pemalu, meskipun kami sangat dekat di via sms, tapi satu kali pun dia tidak pernah menyapaku disekolah! Betapa sebalnya aku jika harus berpapasan dengannya dan menahan debaran sambil berharap dia menyapaku. Tapi itu tidak terjadi! Dia selalu menunduk dan cepat-cepat pergi.

                Selang beberapa bulan, dia menyatakan cintanya lewat sms… Tapi aku tidak mau menerimanya begitu saja, seperti biasa, aku meminta pembuktian. Tapi dia tidak bisa. Dia begitu pemalu ketika hendak menyapaku. Lalu? Tidakkah aneh ketika aku jadian dengan orang yang tidak pernah berbicara denganku secara langsung? Aku meminta maaf padanya dengan sedikit kecewa. Dia tidak menerima tantanganku lalu melai mundur dan menghilang..
                Kekecewaanku sedikit mengalami titik terang, ketika dia mulai meng-smsku lagi, mengirimiku puisi… Namun, beberapa hari kemudian, dia berkata lewat sms bahwa dia sudah jadian dengan cewek jurusan sekretaris. Jleb banget rasanya. Aku masih terlalu muda untuk patah hati, kan? Hehe. Tapi aku beneran patah hati waktu itu… (dilarang ketawa!)
                Nah, saat aku patah hati itulah.. si Eko datang, aku berharap bisa melupakan cowok itu ketika bersama Eko (betapa jahatnya, ternyata aku yang menjadikan Eko pelarian). Kita sebut saja cowok itu Losi, ya? Biar gampang ceritanya. Ketika aku pacaran dengan si Eko, si Losi putus dengan pacarnya dan dia kembali padaku (hiah). Dia bilang sedikit kecewa, helooo… situ jadian emang yang disini ga kecewa?? Ketika aku putus dengan Eko, si Losi jadian lagi. Dengan teman satu ektrakulikuler dramaku, dia adalah paskibra sekolah, tinggi semampai..
                Aku menyimpan kesedihan itu (cieelah…) Losi hanya berpacaran dengan cewek paskib itu 1 bulan. Bisa ditebak, dia menghubungiku lagi.  Jangan salahkan aku karena waktu itu aku masih ababil. Aku menyalahkannya, karena dia begitu mudah berpindah-pindah kelain hati. Aku merasa dipermainkan buung…. Tapi, katanya sih, aku begitu special sehingga dia tidak berani mempermainkanku, jadi, sebenarnya pacarannya dengan kedua cewek itu adalah keisengannya saja. Dia tidak berani iseng denganku karena aku special. Dia ingin serius denganku. Percaya ga percaya, ada yang hatinya luluh.
                Aku tetap pada pendirianku, tidak akan menerima seseorang jika tidak menyatakan perasaannya langsung. Itu berat baginya, aku tau. Entah mengapa dia begitu pemalu padaku, padahal dia sudah berpacaran 2 kali? Losi mengalami banyak kemajuan, dia mulai menyapa ketika kami berpapasan. Dan kenyataan bahwa dia saudara kembar teman sekelasku membuatku syok. Mereka benar-benar tidak mirip. Hehe.
                Pada suatu malam, dirumah temanku iwan, kami sedang makan gule dan sate kambing. Ada 5 orang cowok dan 3 orang cewek, salah satunya aku. Lalu kita bermain jujur dan tantangan, dengan memutarkan botol air yang kosong. Ketika botol air itu menunjuk pada seseorang, maka seseorang itu harus memilih antara menerima tantangan (apapun itu) atau mengaku jujur (pertanyaan akan diberikan oleh yang menang) ketika botol itu menunjuku. Aku memilih untuk jujur. Dan si Iwan bertanya padaku, siapa cowok yang aku suka. Semuanya pada heboh, karena disitu ada Bejo. Bejo tau, itu bukan dirinya. Sulit bagiku untuk mengakuinya. Karena didesak terus menerus, aku mengaku, bahwa itu Losi. Teman-teman mencari tau tentang dia. Si Bejo sudah bisa menahan emosinya, meskipun aku tau dia patah hati banget.
                Beberapa minggu kemudian, ketika jadwalnya untuk kami ngumpul bareng dirumah Bejo. Aku syok bin jantungan ketika ngeliat si Losi juga disana. Apa maksudnya dari semua ini?? Ternyata mereka berusaha mendekatkanku dengannya. Itu idenya Bejo. Betapa terharunya aku! Bejo, sungguh mulia hatimu nak… Losi menjadi dekat dengan teman-temanku, padahal dia beda jurusan dengan kita. Aku juga semakin dekat dengannnya.   
                Di suatu malam, di ulang tahun teman cowokku. Kami ngumpul untuk makan malam bersama. Ada bejo dan Losi, dan teman yang lain… Aku tidak tau bahwa mereka merencanakan sesuatu. Ya, Bejo mendorong Losi untuk segera menyatakan cintanya padaku, malam itu. Aku yang awalnya tidak tau, menjalani makan malam dengan biasa saja. Ketika mereka sedang asik bermain sesuatu, Losi mengajakku keluar dari  sana.
                Kami melangkahkan kaki tanpa tujuan di jalan setapak yang remang-remang, aku menanti-nanti apa yang akan dia katakan dengan hati berdebar… Lalu dia berkata: “Aku suka kamu..” dengan lirih dan pelan. “Apaa? Aku ga denger?” Tanyaku sambil menggoda. “Ah, ayolah.. masa ga denger..” Aku nggak tega melihat pipinya memerah dan salah tingkah. “Ya, ya, aku denger kok, terus?” dia melepaskan gelang yang dipakainya lalu memberikan padaku. “Kalo kamu mau jadi pacarku, kamu pakai ini ya… Kalau nggak, kamu boleh buang atau kasih ke siapa aja…” Aku diam dan meraih gelang itu sambil tersenyum dan mengangguk. “Sekarang kita kembali kesana?” kataku, lalu kita berbalik dan melangkah… begitu pelan, aku sangat senang, lalu berkata sebelum sampai kepada teman-teman kami yang ramai “Aku pakai ini sekarang ya?” sambil menatapnya dan memasang gelang itu di tanganku. Dia menatap dengan tidak percaya. “Sungguan?” dia tetap tertawa. Lalu kami melanjutkan langkah dengan tidak berhenti tersenyum. Yap, cowok yang aku suka saat pertama kali masuk bangku SMK, jadi pacar keduaku ketika aku aku duduk di kelas 2. 
                Jadian kami sebatas antar jemput sekolah, duduk berdua pas jam istirahat, malam minggu dia main kerumah tanteku. Pacaran kita Cuma 2 bulan kok. Karena aku harus praktek kerja selama 3 bulan di Surabaya, dan aku ga suka LDR. Lagi pula, aku mulai merasa risih dan tidak nyaman. Ibunya mengetahui bahwa dia berpacaran denganku, dan ibunya menyuruh kita putus (dia tidak bercerita padaku tentang hal ini) dan aku kecewa karena dia menyimpan kebohongan itu terlalu lama. Lalu aku mengenal seseorang yang merubah cara pandangku yang selama ini salah. Diusiaku yang 16 tahun waktu itu, aku baru mengenal istilah ber-Saat Teduh dan memiliki jam doa. Yap, satu orang sahabat cowok yang baik hatinya yang aku kenal lewat facebook. Haha. Meskipun, aku masih berkomproni dan tidak bisa jauh dengan Losi meskipun sudah putus, hubungan itu biasa disebut dengan Hubungan Tanpa Status. Aku tidak ingin pacaran, tapi aku masih ingin dekat dengannya. Yah, rasa ingin diperhatikan, dimanja, dikagumi, dilindungi, itu masih ada. Kita malah semakin dekat ketika putus, daripada ketika pacaran. Dia main kerumahku, mengantarkanku berbelanja, sampai tanteku mengajaknya untuk jalan-jalan bareng bersama kami dalam satu mobil, dia mengantarkanku ke laundry, dia melap bekas darah mens-ku di sadel motornya, ada kejadian saat dia memecahkan kaca spidometer motor dengan tinjunya karena cemburu melihatku bersama cowok lain, aku pernah melihatnya meneteskan air mata, semua itu membuatku terharu (hiyek, haha)…
                Oke, berhenti berfantasi dan segera memijakkan kaki ke bumi! kedekatan kami mulai kendor ketika bulan-bulan terakhir kami di SMK. Ada perubahan pada diriku, setelah mengikuti Youth Camp, semacam retret di Malang, aku diubahkan. Aku berusaha memegang komitmen untuk menjaga hati dan hidupku, darinya. Terang dan gelap tidak dapat bersatu. Aku berusaha menjelaskan padanya, tidak peduli seberapa dekatnya kita, kita tidak memiliki masa depan. Selamanya kita tidak akan pernah sama.
                Aku pernah sekali, kerumah Losi. Didepan halaman rumahnya terdapat musholla kecil milik keluarga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

VISIT HERE

MY BANNER