Total Tayangan Halaman

Friends

Visitor

free counters

Daftar Blog Saya

Rabu, Mei 29, 2013

Pernyataan Cinta 2


Haloow.. Masih pengen cerita tentang pernyataan cinta nih. Nah, yang ini sedikit kretif dan menggelitik. Terjadi pas aku kelas 1 SMK. Waktu itu aku masih semester 1, pertama kalinya punya banyak temen cowok. Well, dulu aku kira cowok itu mahluk asing yang ga bisa diajak ngobrol. Ternyata salah, kecupuanku sirna dan mulai punya banyak temen-temen cowok yang asik. Kami melakukan banyak hal seru, nonton bareng, barbequan di pantai, hang out, ngebanyol… putih abu-abu yang menyenangkan..
Semuanya berubah ketika salah satu dari kelima orang temanku menyukaiku. Sebut saja dia Bejo. Selain sempat syok menerima kenyataan bahwa si Bejo adalah anak kandung guru SMP ku yang terkenal killer banget, guru fisika, berkacamata dengan tatapan tajam dan celana model skinny (kebayang nggak). Dan si Bejo emang ga jauh beda stylenya dengan beliau. Bejo mulai menunjukkan secara terang-terangan rasa sukanya, mulai dari majang fotoku di wallpaper komputernya (aku suruh ganti tu foto karna disitu belek-ku keliatan, close up banget), perhatian banget dah pokoknya tu orang.
Well, nggak asik banget rasanya kalau kegilaan persahabatan kami itu harus sirna dengan adanya bumbu romantisme ababil kayak gitu. Jadi, aku berpura-pura biasa saja dan menganggap semua itu banyolan, nggak ada yang nggak tau kalo si bejo naksir aku.
Semester dua, ada kejadian yang sangat cetar membahana. Ada seorang cowok, sebut saja dia Eko. Dia adalah vokalis band di sekolah, pinter main gitar, dan punya wajah yang lumayan manis. Dia sempat naksir sahabat baikku (yang jauh lebih cantik dari aku) tapi ditolak secara halus, aku tau banget ceritanya gimana. Beberapa bulan kemudian, emh, aku, nona, eko dan bejo, kami mengikuti satu ektrakulikuler yang sama yaitu Teater. Eko mulai menunjukkan gelagat anehnya, yah yunow lha… Sms-sms “kamoe laghi apha, udha makan pa belom, sama sapah aj,” itu sering dia kirim. Merasa sebagai pelarian? Oh, jelas. Aku tau itu dan Eko berusaha meyakinkanku bahwa dia tidak menganggapku begitu, ouh kemon, gua tau banget dengan jelass laah… Terus, dia janji mau buktiin ke aku secara langsung.
                Disuatu sore sehabis berlatih drama, karena akan diadakan suatu  pertunjukanm,  seperti biasa pelatih kami, para senior, dan  teman-teman yang berasal dari berbagai kelas berkumpul untuk melakukan evaluasi selama latihan berlangsung. Kami membentuk sebuah lingkaran. Dan aku melihat sebelum evaluasi dimulai si Eko berbisik kepada pelatih kami. Disitu aku mulai gerogi dan dag dig dug ga keruan, duh, nih anak mau ngapain coba? Aku was was dan ngeliatin Si Bejo yang juga ada di lingkaran yang sama. Si pelatih bilang ada yang ingin salah satu teman kita sampaikan, lalu si Eko berdiri ditengah lingkaran. Tubuhku jadi dingin banget, lemes rasanya mau dengerin.
                “ Pada sore hari ini, saya ingin membuktikan pada seseorang bahwa, saya benar-benar serius… dan tidak main-main… Saya menyukai dia dan dia adalah orang yang special bagi saya…”
                Dia mengatakan itu sambil menatap padaku, otomatis semua mulai berbisik dan senyam-senyum ngeliat mukaku yang kayak orang bego, melongo. Lalu pelatih maju memegang pundak Eko.
                “Baik, kita sudah melihat keberanian Eko, apabila ada seseorang yang ingin berbicara, silahkan maju kedepan dan mengatakannya. Mungkin ada yang keberatan atau memiliki ungkapan hati yang sama?”
                Aku ngga berani natep Bejo! Bisa nebak gimana mukanya dia?? Aku bener-bener berharap waktu itu, Bejo maju dan juga menyatakan cintanya (karena dia belum sama sekali) sehingga aku punya alasan…. Beberapa menit kemudian, karena tidak ada yang maju, Eko berlutut didepanku, kakak senior memberi Eko sebuah bunga… Lalu dia berkata jika aku mengambil bunga itu, aku menerima cintanya jika tidak, aku menolaknya. Eko memejamkan mata. Semua orang berteriak: “Terima..Terima…” . Dadaku sesak karena tersanjung, dan entah apa kata yang pantas. Tapi aku senang dengan caranya. Aku rasa itu euphoria ter dasyat yang pernah aku rasakan waktu itu. Haha.
                Aku mengambil bunga itu.
                Tanteku yang menjemput sore itu berkata bahwa Bejo pulang dengan langkah sempoyongan. Aku merasa tidak enak, dan bertanya pada Eko, dia tau bahwa Bejo juga menyukaiku, tapi mengapa dia melakukan itu didepannya? Tapi dia menjelaskan bahwa dia melakukan itu semua sudah atas seijin Bejo.
                Yaak, dan masalah mulai muncul kebesokan harinya. Aku member tau teman-teman cowokku lainnya. Tanggapan mereka sangat jauh dari yang aku harapkan. Mereka kecewa mengapa aku tega melakukan itu pada Bejo, padahal dia sudah banyak berkorban, dan dia sedang mempersiapkan diri untuk member kejutan special dihari ulang tahunku. Bejo bolos sekolah 3 hari. Aku sudah capek nangis dan meras bersalah, terlebih ketika salah satu teman cowokku itu membela Bejo sambil menangis didepanku, dia menjelaskan bahwa Bejo sudah seperti orang gila saja. Dia sering merenung, karena patah hati. Okeh, aku mau menyelesaikan ini semua. Setelah berpikir matang-matang, aku nggak betah harus nggak bicara dengan sahabat-sahabatku yang dulu hanya karna satu cowok yang ngasih bunga! Aku putus dengan Eko.           So dramatic.
                Dengan waktu jadian kami yang seminggu itu, tidak banyak hal yang terjadi. Karena dia pacar pertamaku. Aneh bagiku untuk menjadi pacar seseorang. Dia mengajariku memainkan gitar, meskipun tidak pernah berhasil. Dia menciptakan lagu untukku ketika kami putus. Dia menyanyikan lagu untukku ketika pentas seni di sekolah kami. Benar-benar pria yang romantis. Dia pernah bermain ke rumah tanteku (karena waktu itu aku tinggal bersama tanteku) tepat ketika ayahku berkunjung, yap, ayahku tau pacar pertamaku. Meskipun beberapa kali ngajak balikan, tapi aku menolaknya.
                Akhirnya… beberapa minggu kemudian suasana mulai mencair. Mereka mulai menyapaku, sebenarnya semua juga salah Bejo yang cemen ga berani ngungkapi perasaannya, dan Si Eko yang ga bisa jaga perasaan Bejo, dan juga salahku yang terlalu ribet padahal hanya dengan bilang TIDAK semuanya udah beres to, ga perlu pake pembuktian-pembuktian segala. Tapi, semua kenangan itu, kalo diingat-ingat lagi bikin aku ketawa-ketawa sendiri. Betapa ababil dan alaynya saya saat itu…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

VISIT HERE

MY BANNER