Haloow.. Masih pengen cerita
tentang pernyataan cinta nih. Nah, yang ini sedikit kretif dan menggelitik.
Terjadi pas aku kelas 1 SMK. Waktu itu aku masih semester 1, pertama kalinya
punya banyak temen cowok. Well, dulu aku kira cowok itu mahluk asing yang ga
bisa diajak ngobrol. Ternyata salah, kecupuanku sirna dan mulai punya banyak
temen-temen cowok yang asik. Kami melakukan banyak hal seru, nonton bareng,
barbequan di pantai, hang out, ngebanyol… putih abu-abu yang menyenangkan..
Semuanya berubah ketika salah satu
dari kelima orang temanku menyukaiku. Sebut saja dia Bejo. Selain sempat syok
menerima kenyataan bahwa si Bejo adalah anak kandung guru SMP ku yang terkenal
killer banget, guru fisika, berkacamata dengan tatapan tajam dan celana model
skinny (kebayang nggak). Dan si Bejo emang ga jauh beda stylenya dengan beliau.
Bejo mulai menunjukkan secara terang-terangan rasa sukanya, mulai dari majang
fotoku di wallpaper komputernya (aku suruh ganti tu foto karna disitu belek-ku
keliatan, close up banget), perhatian banget dah pokoknya tu orang.
Well, nggak
asik banget rasanya kalau kegilaan persahabatan kami itu harus sirna dengan
adanya bumbu romantisme ababil kayak gitu. Jadi, aku berpura-pura biasa saja dan
menganggap semua itu banyolan, nggak ada yang nggak tau kalo si bejo naksir
aku.
Semester dua, ada kejadian yang
sangat cetar membahana. Ada seorang cowok, sebut saja dia Eko. Dia adalah
vokalis band di sekolah, pinter main gitar, dan punya wajah yang lumayan manis.
Dia sempat naksir sahabat baikku (yang jauh lebih cantik dari aku) tapi ditolak
secara halus, aku tau banget ceritanya gimana. Beberapa bulan kemudian, emh,
aku, nona, eko dan bejo, kami mengikuti satu ektrakulikuler yang sama yaitu
Teater. Eko mulai menunjukkan gelagat anehnya, yah yunow lha… Sms-sms “kamoe
laghi apha, udha makan pa belom, sama sapah aj,” itu sering dia kirim. Merasa
sebagai pelarian? Oh, jelas. Aku tau itu dan Eko berusaha meyakinkanku bahwa
dia tidak menganggapku begitu, ouh kemon, gua tau banget dengan jelass laah…
Terus, dia janji mau buktiin ke aku secara langsung.
Disuatu
sore sehabis berlatih drama, karena akan diadakan suatu pertunjukanm,
seperti biasa pelatih kami, para senior, dan teman-teman yang berasal dari berbagai kelas
berkumpul untuk melakukan evaluasi selama latihan berlangsung. Kami membentuk
sebuah lingkaran. Dan aku melihat sebelum evaluasi dimulai si Eko berbisik
kepada pelatih kami. Disitu aku mulai gerogi dan dag dig dug ga keruan, duh,
nih anak mau ngapain coba? Aku was was dan ngeliatin Si Bejo yang juga ada di
lingkaran yang sama. Si pelatih bilang ada yang ingin salah satu teman kita
sampaikan, lalu si Eko berdiri ditengah lingkaran. Tubuhku jadi dingin banget,
lemes rasanya mau dengerin.
“ Pada
sore hari ini, saya ingin membuktikan pada seseorang bahwa, saya benar-benar
serius… dan tidak main-main… Saya menyukai dia dan dia adalah orang yang
special bagi saya…”
Dia
mengatakan itu sambil menatap padaku, otomatis semua mulai berbisik dan senyam-senyum
ngeliat mukaku yang kayak orang bego, melongo. Lalu pelatih maju memegang
pundak Eko.
“Baik,
kita sudah melihat keberanian Eko, apabila ada seseorang yang ingin berbicara,
silahkan maju kedepan dan mengatakannya. Mungkin ada yang keberatan atau memiliki
ungkapan hati yang sama?”
Aku
ngga berani natep Bejo! Bisa nebak gimana mukanya dia?? Aku bener-bener
berharap waktu itu, Bejo maju dan juga menyatakan cintanya (karena dia belum
sama sekali) sehingga aku punya alasan…. Beberapa menit kemudian, karena tidak
ada yang maju, Eko berlutut didepanku, kakak senior memberi Eko sebuah bunga…
Lalu dia berkata jika aku mengambil bunga itu, aku menerima cintanya jika
tidak, aku menolaknya. Eko memejamkan mata. Semua orang berteriak:
“Terima..Terima…” . Dadaku sesak karena tersanjung, dan entah apa kata yang
pantas. Tapi aku senang dengan caranya. Aku rasa itu euphoria ter dasyat yang
pernah aku rasakan waktu itu. Haha.
Aku
mengambil bunga itu.
Tanteku
yang menjemput sore itu berkata bahwa Bejo pulang dengan langkah sempoyongan.
Aku merasa tidak enak, dan bertanya pada Eko, dia tau bahwa Bejo juga
menyukaiku, tapi mengapa dia melakukan itu didepannya? Tapi dia menjelaskan
bahwa dia melakukan itu semua sudah atas seijin Bejo.
Yaak,
dan masalah mulai muncul kebesokan harinya. Aku member tau teman-teman cowokku
lainnya. Tanggapan mereka sangat jauh dari yang aku harapkan. Mereka kecewa
mengapa aku tega melakukan itu pada Bejo, padahal dia sudah banyak berkorban,
dan dia sedang mempersiapkan diri untuk member kejutan special dihari ulang
tahunku. Bejo bolos sekolah 3 hari. Aku sudah capek nangis dan meras bersalah,
terlebih ketika salah satu teman cowokku itu membela Bejo sambil menangis
didepanku, dia menjelaskan bahwa Bejo sudah seperti orang gila saja. Dia sering
merenung, karena patah hati. Okeh, aku mau menyelesaikan ini semua. Setelah
berpikir matang-matang, aku nggak betah harus nggak bicara dengan
sahabat-sahabatku yang dulu hanya karna satu cowok yang ngasih bunga! Aku putus
dengan Eko. So dramatic.
Dengan
waktu jadian kami yang seminggu itu, tidak banyak hal yang terjadi. Karena dia
pacar pertamaku. Aneh bagiku untuk menjadi pacar seseorang. Dia mengajariku
memainkan gitar, meskipun tidak pernah berhasil. Dia menciptakan lagu untukku
ketika kami putus. Dia menyanyikan lagu untukku ketika pentas seni di sekolah
kami. Benar-benar pria yang romantis. Dia pernah bermain ke rumah tanteku
(karena waktu itu aku tinggal bersama tanteku) tepat ketika ayahku berkunjung,
yap, ayahku tau pacar pertamaku. Meskipun beberapa kali ngajak balikan, tapi
aku menolaknya.
Akhirnya…
beberapa minggu kemudian suasana mulai mencair. Mereka mulai menyapaku,
sebenarnya semua juga salah Bejo yang cemen ga berani ngungkapi perasaannya,
dan Si Eko yang ga bisa jaga perasaan Bejo, dan juga salahku yang terlalu ribet
padahal hanya dengan bilang TIDAK semuanya udah beres to, ga perlu pake
pembuktian-pembuktian segala. Tapi, semua kenangan itu, kalo diingat-ingat lagi
bikin aku ketawa-ketawa sendiri. Betapa ababil dan alaynya saya saat itu…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar