Hummm Senangnya sudah lulus, ini semua karena begitu besar kasih Tuhan terhadap ku. Aku menuliskan beberapa cerita selama 3 tahun di SMK 1 PANJI (meskipus tidak mencakup semua) hanya beberapa yg menurutku paling menarik. Sebenarnya ada banyak, tapi tanganku nggak cukup kuat buat ngetiknya >_<. Sebenarnya ini berupa cerpen. Cikidot... :)
“ Yee kita lulus!!! Kita semua lulus! Puji Tuhan…” Teriakku sambil berlinangan air mata.
“Iya, Alhamdulillah…” Ujar seorang gadis yang merupakan sahabat terdekatku di sekolah selama 3 tahun itu. Lalu mereka berpelukan, saling berteriak menatap teman-teman mereka yang juga berbahagia. Senang, haru, dan keberanian untuk menyongsong masa depan ada pada diri mereka saat itu.Dunia turut merayakan keberhasilan mereka, guru-guru tersenyum menatap setiap wajah bahagia itu yang selalu sama dengan tahun kelulusan kemarin, mungkin bagi mereka itu tangisan yang sama, teriakan yang sama, senyum yang sama. Tapi kita tau, bahwa itu berbeda. Berbeda tentang apa yang kita jalani selama 3 tahun ini, bertemu dengan wajah-wajah yang sama tiap hari. Mungkin memang banyak siswa yang datang dan pergi, tapi kita tau, bahwa kita tidak sama. Dan kita telah mengukir itu semua di hati kita masing-masing. Kenangan ini, akan bersemayang disana. Kebebasan masa muda kita.
>.<
3 Tahun yang lalu…
“Ayo baris yang rapi!” teriak kakak kelas yang memakai kaos bertulisan OSIS didadanya. Aku sebagai siswa baru yang patuh segera mengisi barisan depan yang kosong. Canggung rasanya tanpa teman, tanpa obrolan karna memang aku merupakan orang yang sulit beradaptasi. Namun kamu disana, menatapku dengan senyum yang indah. Senyum yang bakalan bikin semua cowok satu sekolah ini jatuh cinta. Ya, aku segera menemukan sahabatku. Kamu orang pertama yang tersenyum padaku dan menyapaku. Dengan berani aku melontarkan pertanyaan, dan akhirnya pertemanan itu terjalin tanpa rancangan dan kita tetap sahabat hingga saat ini. Namanya Olin, cewek yang dari luar terlihat anggun layaknya putri raja itu sungguh mengagumkan, tapi tunggu ketika kamu mengenalnya lebih dekat maka kamu akan tau bagaimana definisi orang gila itu sebenarnya. Mungkin sedikit kejam, tapi bersahabat dengannya itu sungguh mengasikkan. Ada banyak dari diri Olin yang sama denganku. Kita berbagi semuanya (kecuali pacar) selama 3 tahun. Dan tempat duduk kita yang selalu sama. Kita berbagi rahasia-rahasia, melakukan kegilaan bersama. Kita berbagi cerita meskipun aku selalu memiliki saran yang lebih dewasa dari yang dia punya, tapi Olin memberikanku banyak pelajaran dari hidupnya. Aku yang mengaguminya sebagai gadis yang sangat cantik, tertegun saat dia berkata:
“ Beruntung ya Lin jadi kamu. Kadang aku iri sama kamu yang bisa bebas melakukan apa aja. Aku pengen punya hidup kayak mereka yang bisa mencoba apa saja di masa muda mereka.” Ujarnya. Aku kaget, seorang yang dikagumi akan kecantikan dan keramahannya seperti Olin mengatakan hal itu. Dan ternyata, setiap orang, siapapun itu, pasti memiliki sisi rapuh dalam hidupnya. Mungkin Olin melihat kelebihan yang ada padaku, aku juga melihat kelebihan yang dia miliki. Kita hanya perlu bersyukur untuk menikmati semuanya. Jika kita hanya menghabiskan waktu untuk iri pada orang lain, kita tidak bisa menikmati apa yang kita punya, yang orang lain tidak miliki itu.
>.<
Dibangku SMK ini aku mulai mengenal cowok. Satu mahluk yang menurutku tidak bisa disentuh kehidupannya. Tapi mengenal orang-orang seperti mereka, membuatku tidak lagi berpikiran seperti itu. Mereka itu adalah Harjo, Rahmat, Anto, Herman, dan Pratama. Mereka adalah suatu spesies yang bila berkumpul dapat membuat atmosfer disekitarmu menjadi konyol. Aku pikir akan sulit membina hubungan dengan mereka, tapi ternyata waktu berkata lain. Mereka adalah teman yang selalu menghiasi teras rumahku. Kami berkumpul, membicarakan banyak hal. Sungai, hujan, kebo, mahluk asing, makanan, Obama, pup, teknologi masa depan, agama, cita-cita, dan tak sering pelajaran. Ingat saat tahun baru pertama kulewati dengan mereka. Saat kami ingin melihat pesta kembang api di alun-alun, setelah memasang muka melas kepada Mamaku, lalu kami di ijinkan. Pukul 11 malam keluar menuju rumah herman yang dekat alun-alun. Namun semua rencara gagal karena aku kelamaan kencing di kamar mandi sehingga kami melewati sebagian acara kembang api itu (maafkan aku ya teman ^^). Lalu saat kita mengisi liburan dengan bakar-bakar ikan di pantai. Tepatnya sih, memborong semua makanan yang tadinya ada dirumah ke pantai. Kita mencoba melakukan sesuatu yang baru. Ingin makan di alam bebas katanya. Meskipun sedikit khawatir namun aku mengikuti saran mereka. Kita bermain sepuasnya, tertawa, bercanda, berenang. Tapi ada yang kelupaan. Aku dan saudara perempuanku masih menaroh HP di kantong celana. Alhasil, hp yang baru berumur 3 bulan itu rusak dan tidak dapat digunakan. Mereka selama beberapa hari tidak berani maen ke rumah, dan setelah dimarahi habis-habisan oleh orang tuaku, aku gak berani lagi berpergian tanpa seijin orang tua (kapok dah).
Dikelas X, aku masih belum mengenal seluruhnya teman-temanku. Aku hanya tau bahwa Mariam dan Rofa itu pintar. Aku tau bahwa Doni itu adalah yang paling nakal, selebihnya aku tidak begitu mengenal mereka. Di kelas X, pertamakalinya aku ketauan nyontek pas pelajaran kimia. Apakah kamu tau rasanya? Rasanya seperti jantungmu jatuh kelantai, kamu susah bernafas, dan kamu mulai melihat bahwa guru itu adalah hantu paling menyeramkan. Saat suara tawa menggelegar didalam kelas aku benar-benar ingin teriak “TOLONG TEKAN TOMBOL OFF DI TUBUHKU SEKARANG JUGAA…” atau “AKU BENAR-BENAR INGIN TENGGELAM DIDASAR BUMI PALING DALAM” dimana tidak ada seorang pun yang menemukanmu. Jadi, itu hanya ingin menunjuk seberapa malunya aku saat itu. Namun, aku tau mengapa kejadian itu harus terjadi. Mulai saat itu aku berkata pada diriku sendiri bahwa aku tidak akan pernah menyontek. Saat itu aku belajar lebih giat dari biasanya dan hingga kini aku tidak pernah mencontek ketika ulangan. Terkadang suatu kejadian yang tidak kita inginkan itu harus terjadi untuk menjadikan kita lebih baik dari sebelumnya.
Dikelas XI aku mulai mengenal mereka, spesies-spesies aneh yang memakai baju putih abu-abu. Ini benar-benar kelas yang kacau, tetapi menyenangkan! Kita tau betapa serunya saat ada pelajaran Tanya jawab yang jawabnya duluan, itu yang menang. Kita tau serunya saat presentasi didepan kelas lalu mencari pertanyaan yang bisa menjatuhkan mereka, meskipun terkadang petanyaan itu tidak memiliki jawaban (ngarang+ngasal=ancur). Kita bisa-bisanya melawan guru bahasa Indonesia yang sudah bergelar S2, saat kita yakin jawaban kita itu benar, kita menghabiskan 2 jam pelajaran untuk menunjukkan kepada guru kita itu bahwa teori kitalah yang masuk akal. Dan akhirnya, setelah guru itu meminta waktu untuk mencari jawabannya di rumah, dia mengakui bahwa kitalah yang benar. Kita udah ngerasain bangga itu sama-sama.
Kita yang suka menggoda guru matematika kita yang masih muda (belum merit euy).
Guru-guru produktif yang udah kaya eppa’ dan emma’ kita sendiri.
>.<
Kita tau gimana hebohnya kalau sudah ada sidakan hp kamera. Aku masih ingat kita akan mencari tas plastic besar lalu menaruh semua hp kamera milik teman sekelas dan menyimpannya di atas loteng kelas kita. Kita tau itu tempat paling aman (hoho dan kalian jagonya). Atau pas kalian cari beribu macam cara untuk mencontek, ya kita sudah coba semuanyakan. Dan kita juga jago. Meskipun ada beberapa kubu dikelas yang menolak contekan (aku salah satunya) tapi kita tetap hidup rukun aman damai dan tentram.
Kita tau bahwa cerita cinta itu pasti ada. Sesuatu yang tidak bisa dihindari oleh manusia yang lagi puber seperti kita. Ada banyak cinlok di kelas. Ingatkan, saat Doni preman kelas yang suka sama Nofri yang merupakan cewek pendiam dan kalem dikelas. Kita tau Doni berusaha berubah demi menarik perhatian Nofri, meskipun dia banyak mengalami patah hati (jangan sedih ya bro!). Semua cowok dikelas, aku yakin mereka pernah naksir sama Olin. Aku juga punya cerita, orang yang ku anggap teman terdekatku ternyata memiliki perasaan yang berbeda padaku. dan aku bukanlah tipe yang menjadikan seorang sahabat menjadi pacar. Ada banyak konflik tentang pacar pertamaku. Dan disini aku menyadari bahwa peran sahabat itu lebih penting dari pada pacar. Kalian bisa mencari banyak pacar, tetapi kalian akan sangat sulit menemukan sahabat sejati. Disini sekolah ini akhirnya mengalami bahwa orang yang aku sukai menyukaiku (soalnya dulu cuman bisa kagum doank), dan itu sangat sangat menyenangkan. Meskipun, cinta yang kualami adalah cinta yang menurutku egois, karena aku selalu menuntut (biasa la cinta monyet). Tau bagaimana rasanya ketika seseorang benar-benar dengan tulus mencintaiku, tau betapa bingungnya ketika harus menolak sesorang tanpa harus menyakitinya, tau ketika bagaimana bimbangnya saat menyatakan perasaan pada orang yang akucintai, tau bagaimana ribetnya ketika salah satu teman kita yang lagi patah hati. Dan semuanya itu memang tidak mudah, tapi kita menikmatinya. Disetiap persimpangan jalan selalu ada masalah yang harus kita bongkar. Dan kita akan tertawa bersama ketika kita dapat melaluinya. Kita pasti inget sama Olin (yang dibilang mascot kelas kita) naksir sama anak tetangga depan kelas. Kegilaannya pas teriak-teriak buat menarik perhatian cowok itu seperti cara jaman batu saja. Kita pun akhirnya taruhan, kalau Olin bisa jadian sama tu orang, kita bakalan nurutin semua maunya. Dan pada akhirnya kita tau bahwa ga ada yang bisa nolak pesona Olin. Kitapun nerima pas Olin nyuruh ini itu (aku kebagian nyium sepatunya, tapi ga jadi soalnya uda ngerayu, hoho).
Suatu hari di jam-jam kosong yang merupakan jam-jam bahagia kita. Kita memutuskan untuk mengadakan curhatan masal (biasanya sunatan masal yak >.<). Kita, sekelas, tanpa terkecuali menceritakan semuanya yang kita miliki selama di sekolah, cinta dalam hati, masalah-masalah yang terungkapkan yang lain… dan semuanya itu sungguh menyenangkan. Saat kita semua duduk, dan mendengarkan, saat tangan kita saling bergandengan tangan. Ada interaksi yang tak dapat dijelaskan dengan penelitian laboratorium manapun. Kita yang bangga dengan band kelas kita, kita yang bangga dengan Miss English kita, kita yang pernah bikin seorang guru bilang: “Kalau masuk kelas ini saya takut.” Lalu kita balik Tanya: “Kenapa bu?” “Soalnya anaknya pinter-pinter.” Nah loh, kita ga tau sebenernya apa maksud dari guru ini. Kita cuman nyengir-nyengir kuda sambil belaga sebagai muridnya Einstein. Gak ada yang bisa menghalangin pas kita ngeluarin pertanyaan-pertanyaan aneh, yang terkadang bikin guru kewalahan. Ga ada yang bisa ngelangin Ahud pas dia selalu tidor di pojokan kelas. Apalagi pas Faiqoh ngeluarin argumennya yang selalu GJ (ga jelas) dan selalu disorakin anak-anak. Kita punya kenangan tentang natadecoco, tapai kambeng, enden, faktor face, dan “YE!” (; maaf bagian ini hanya dimengerti orang2 tertentu saja ;)
Kita tau nggak ada yang bisa ngalahin ramainya kelas pas kita nyanyi-nyanyi ga jelas sambil mukul-mukul meja. Permainan-permainan yang kita karang sendiri pas ga ada kerjaan, foto-fotoan bareng terus uplod di facebook, ngadain belajar bareng yang gurunya adalah teman kita sendiri. Ada pertengkaran, tawa, dan cerita yang kita tau nggak akan kita dapet ditempat laen. Kita tau, bahwa pertengkaran ga akan bertahan lama dikelas, karna kita saling membutuhkan. Kita tau, saat ketua kelas kita marah ga akan ada yang bisa menjawab, bagaikan petir yang menyambar-nyambar telinga kita (lebay) tapi berkat ketua kelas ini, kelas kita jadi makin bersih (meskipun kadang ga tentram, karena polusi suaranya >.<)
Di kelas XII, aku mulai ngerasa bahwa kalian adalah suatu bagian hidupku. Aku menikmati ‘kacau’nya, aku menikmati ‘sedih’nya. Dan semua itu membentuk suatu kesatuan yang indah. Saat UKK aku baru merasakan rasa takut kehilangan itu. Saat menatap wajah-wajah lelah kalian karena tugas tidak selesai tepat waktu. Wajah yang tadinya ancur makin ancur gara-gara kecapean. Aku bener-bener sayang sama kalian… Sampai nangis waktu itu. Aku dan beberapa teman lainnya. Aku ingat ternyata aku sedang datang bulan (pantesan sensi bgt --“).
Guru-guru yang selamanya akan jadi sejarah buat kita. Mungkin mereka tidak bisa merekam apa yang telah terjadi selama 3 tahun ini. Tapi kita bisa. Dan bila ditulis secara detai, agaknya buku ini tidak akan muat.
>.<
“ini hari terakhir kita ketemu…” ujar Rofa lirih. Kami telah mengetahui hasil akhir ujian nasional yang sungguh memuaskan. Tapi dalam bahagia itu, ada rasa sedih yang tak bisa kami hindari.
“Jangan lupain aku ya…” Ujar Rahmat. “Kalian temen paling gila yang pernah aku temui…” ujarku. “Aku pasti bakalan kangen sama kamu… bebek.” Ujar Anto sambil ngatain aku, entah kenapa celaan khas itu untuk pertama kalinya terdengar merdu. Karna takkan lagi terdengar di telingaku. Kita 32 siswa mengerumun membentuk sebuah lingkaran. Menatap lekat tiap wajah. Wajah yang telah menghiasi hari masing-masing selama 3 tahun. Maaf jika aku tak mampu menahan air mata ini…. Bagaimanapun masa depan sedang menunggu kita untuk menaklukkannya. Mungkin pelukan ini bukanlah yang terakhir, mungkin kelak kita akan bertemu, sebagai rekan bisnis, mungkin? Who knows? Ga ada yang tau. Kita hanya perlu menjalaninya. Dan melakukan yang terbaik yang kita bisa.
Ga ada kata TAMAT karena ini bukan akhir namun awal untuk menghadapi masa depan…
By: destarholic.blogspot.com (visit my blog)
NB: cerita ini kado kenangan buat kalian teman-teman sekelasku, juga guru2 yg aku kasihi. I will miss u all ^^
ah...jadi kangen aq sama masa2 indah itu
BalasHapus:)...
BalasHapushm,,,,ada2 saja!
Aku juga kangen rez...
BalasHapus@Ais: menyenangkan.. ^^
Sebenarnya banyak loh cerita lucunya.
BalasHapusKayak guru IPA kita yang masih GTT (Guru Tidak Tetap) di pelototin sama ketua kelas waktu si ketua kelas mau nyembunyikan alat sakralnya (kosmetik) di kolong meja guru gara-gara ada razia rutin. :D
Ada juga saat si duo gendut kembar tapi beda, jatuh di depan kelas. (bagaikan gempa berkekuatan 100SR. Waaw )
Si ketua kelas cowok kecil dan kurus yang selalu membiarkan kekacauan di kelas XI. Dia hanya bergumam "sudahlah gakpapa, mereka sudah dewasa. Tau yang mana yang baik dan mana yang buruk."
(gue yang dengerin dia cuma bisa sependapat tapi terpaksa)
Ciri-ciri guru kita (kalo ketemu silahkan minta tanda tangan beliau ya)
Guru yang selalu nerangkan tapi duduk+baca (nerangkan apa dikte buk?) = Guru PKn kita
Guru yang selalu ngabisin kapur= Guru IPA kita.
Guru yang selalu senyum tapi gak jadi, senyum gak jadi lagi. #heran =Wali Kelas X (Guru Biologi)
Guru yang gak segan-segan ngasih nilai "100"di raport =guru kewirausahaan
Guru yang kalo marah, satu kelas membisu =guru produktif kita paling cantik (yang lainnya cowok sih.
hahahaa bener banget tuh sith... Tx udah nambahin :)
BalasHapus