Jika beberapa
hari kemarin aku boleh mengalami hal yang paling tidak menyenangkan, tertekan,
dan emosional. Kali ini aku mulai memperbaiki semuanya. Memulai dari awal dan
mencari tau apa hal yang membuat ini terjadi. Adanya rasa cinta di dalam sebuah
persahabatan adalah sesuatu yang dapat merusak hubungan yang hangat. Yah,
itulah yang kemarin tengah aku alami. Bukan sesuatu yang mudah, aku menjadi
sangat terluka dan merasakan sesuatu kekecewaan yang tidak pernah aku alami sebelumnya dengan pria lain.
Tapi ditengah keterpurukanku, aku
bertanya-tanya kepada Tuhan, mengapa? Sebuah
pertanyaan yang sangat klasik dan lazim, ketika kamu dirundung masalah dan
merasa bahwa semuanya tidak adil. Mengapa
aku mengenalnya sebagai seseorang yang dapat merubahku menjadi lebih baik?
Mengapa kami bertemu ketika aku sangat membutuhkan sosok seperti dia? Mengapa
aku bisa menyukainya? Mengapa aku bisa menjadi begitu dekat dengannya? Dan
mengapa ketika aku tau bahwa dia memiliki perasaan yang sama, kami malah tidak
bisa bersatu karna adanya perbedaan? Perbedaan disini bukan perbedaan iman
atau keyakinan, ini lebih kepada perbedaan adat istiadat karna kami berasal
dari ras yang berbeda.
Di
dalam kebingunganku, Tuhan menaruh sebuah jawaban dihatiku, yang sebenarnya
tidak ingin aku terima. Aku tetap bertanya dan menyakiti diriku sendiri,
padahal Tuhan sudah memberikan jawaban. Lalu ditengah aku bersaat teduh, ketika
aku menangis didalam doa, dan ketika aku mulai menyerahkan segala masalahku
kepada Tuhan, Dia memberiku sebuah ayat yang sangat mengagumkan:
Berbahagialah
orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan
menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barang siapa yang
mengasihi Dia. Apabila seorang dicobai, janganlah ia berkata: “Pencobaan ini datang
dari Allah!” Sebab Allah tidak dapat dicobai oleh yang jahat, dan Ia sendiri
tidak mencobai siapapun. Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya
sendiri, karena ia diseret, dan dipikat olehnya.
1
Yakobus 1:12-14
Firman
ini sangat mengubahku, menjawab semua pertanyaan dalam hatiku. Bahwa semua
kesesakan ini boleh terjadi, bukanlah karna kesalahan Tuhan, tapi karena
kesalahanku sendiri, aku terpikat oleh keinginanku sendiri, yang tanpa sadar
membuatku jatuh kedalam jalan yang salah.
Empat
tahun yang lalu, ketika aku memiliki banyak masalah, aku mulai lebih sungguh
mencari Tuhan. Aku benar-benar memiliki kerinduan untuk hidup berkenan
kepadanya, daripada jatuh kedalam dosa. Dan, Tuhan memberikan kepadaku, seorang
teman pria yang sangat baik, yang bisa menegur, menguatkan, dan menghiburku,
aku menjadi pribadi yang jauh lebih baik, aku boleh mengenal Tuhan jauh lebih
baik ketika bergaul dengannya. Kami menjadi semakin dekat, dan aku mulai
menyukainya. Inilah awal kesalahanku, permintaanku kepada Tuhan adalah aku
ingin memiliki seseorang yang bisa menjadi tempat berbagi dan aku
memperolehnya, namun aku mulai digoda oleh keinginanku sendiri, keinginan untuk
memiliki seorang kekasih. Aku mulai tidak bisa mengendalikan diri, dan di tengah
persahabatan itu aku menyimpan perasaan ini, yang pada akhirnya merusak
semuanya.
Aku
pikir semuanya akan baik-baik saja, aku tetap berharap, bahwa dialah orang yang
diberikan Tuhan kepadaku, untuk menjadi pasangan hidupku, karna selama ini,
yang aku tau, tidak ada yang jauh lebih baik dari dia. Disini sudah jelas,
bahwa kekecewaan yang kami alami, terjadi karena kami terjebak oleh
keinginan-keinginan kami sendiri. Tuhan telah memberikan jalan keluar kepadaku,
tetapi aku berkeinginan lebih, sehingga aku menerima ganjarannya. Padahal belum
tentu apa yang aku inginkan adalah apa yang terbaik bagiku.
Dalam
menjalani persahabatan ini, memang ada saat dimana aku menyadari bahwa kami
bukanlah pasangan yang cocok, meskipun kami selalu bisa menutupinya oleh banyak
kesamaan kami, karna kami memiliki tujuan dan hasrat yang sama kepada Tuhan.
Tapi sebenarnya, aku telah lama merasakannya, ketika aku mulai sering
dikecewakan, aku telah sadar sejak dulu bahwa, bukan dia orangnya (yg diberikan
Tuhan untuk menjadi pasanganku) tapii, aku tetap bersikukuh dengan keinginanku,
dan membiarkan perasaan itu menguasai pikiranku. Dan, kalian semua tau akhir
ceritanya, meskipun kenyataannya kami saling menyukai, tapi kami tidak bisa
bersama.
Dan
aku memiliki sesuatu yang ingin aku katakan kepada sahabatku: Bersabarlah dalam
segala sesuatu yang kita alami, dan aku juga selalu berusaha untuk itu.
Terimakasih, telah membawa banyak perubahan dihidupku, dan telah membuatku
menjadi semakin mengenal Tuhan. Mengenalmu bukanlah sebuah kesalahan, tapi
menyukaimu adalah kesalahan itu, namun bukan berarti semua ini terjadi dengan
sia-sia. Kita bisa mengambil hikmah dari semuanya, Tuhan sedang memproses kita,
menjadikan kita pribadi yang jauh lebih baik. Semua ini telah membuatku menjadi
tegar dan kuat, membuatku semakin menyerahkan hidupku kepada kehendak Tuhan.
Mari kita sama-sama belajar, untuk mengendalikan diri, dan tidak terjebak
dengan keinginan-keinginan kita sendiri, mari kita, belajar untuk selalu
berpatokan kepada kehendak Tuhan. Tetaplah
bertekun didalam-Nya. Suatu saat nanti, milikilah seseorang yang terbaik
didalam hidupmu, yang memiliki banyak kesamaan denganmu, yang tentunya jauh
lebih baik daripada aku, seseorang yang telah diciptakan Tuhan untukmu. Dan suatu saat nanti, aku pasti juga akan
menemukan seseorang yang akan meraih tanganku, membawaku jauh lebih dekat dekat
dengan Tuhan, yang mengayomiku, yang tidak akan membuatku menangis, seseorang
yang benar-benar aku impikan yang telah diciptakan Tuhan untukku.
Maaf
bila aku telah merusak persahabatan ini, tapi percayalah, bahwa tidak ada
sesuatu yang terjadi secara kebetulan. Mari tetap berdiri teguh didalam Tuhan,
dan saling menyebutkan nama kita disetiap doa kita. Tuhan yang menyertai kamu
dan aku, tau apa yang terbaik buat kita. Dan biarlah terjadi segala yang
dikehendaki-Nya, didalam kehidupan kita. Mari bersama-sama tumbuh dewasa. Tuhan memberkatimu, sahabatku. J
jangan biarkan apa yang menjadi keinginan kita semata membuat kita buta dalam melihat masa depan...tetap semangat! bersyukurlah atas segala sesuatu, kmu dan aq sama2 salah tapi jangan biarkan kesalahan membuatmu kehilangan semangat dan passion of God..:)
BalasHapusKamu tau aq pun meneteskan air mata beberapa hari yang lalu dan tadi, bukan karena aq menyesal tidak menjadikanmu kekasih, tetapi aq rasa aq lebih takut kehilangan sahabat sepertimu.
beberapa menit setelah aq menangis di hadapan Tuhan, i got strengthen and i received ur msg
ingat terus "Jangan lewatkan yang terbaik hanya dengan mendapatkan yang baik"
Keep spirit...:') Jesus Bless..
thanks for being my friend, and of course i thank You my Lord for her^^
#your bestfriend#