Jadi inget sama masa kecil aku,dulu aku termasuk dalam 3 anak paling pinter pas SD. Trus ceritanya aku punya GENG (biasalah.. anak kecil terobsesi sama sinetron...) Trus, ada satu anak. Namanya Ninis, dia selalu jadi bahan cemoohan di sekolah. Anaknya item, kurus. Pokoknya nggak ada yang mau temennin dia. Aku juga gitu, pernah ngikutin temen2 ngatain dia CELLENG (Bhs madura=item)
Sebenarnya dilubuk hati aku paling dalam nggak ada niatan buat ngatain, cuman kepengaruh temen aja... Aku tau kalau menyakiti perasaan dia itu salah. Pernah aku mencoba buat nggak ikutan ngatain dia, tapi teman-temanku malah bilang kalo aku nggak asik. (anak kecil bgt yak??)
NAh, semuanya berubah waktu aku kelas 3 SD, aku pindah rumah di dekat rumah Ninis. KArna itulah aku sering bermain dengannya, dan mendapat kesimpulan bahwa: kita nggak boleh menilai seseorang dari fisiknya aja. Ternya Ninis adalah teman yang lembut, dan bisa di ajak share.
Aku mulai mengerti arti persahabatan dengannya. Nggak peduli waktu semua anak2 di kelas ngatain aku dan menatap sinis kepadaku. Hey, mereka akan menyesal jika tidak mengenal lebih jauh bagaimana seorang Ninis sebenarnya.
Dan aku beruntung karena mempunyai kesempatan untuk bisa mengenal Ninis. Banyak pengalaman yang bisa aku lalui dengannya. Kita berpetualang menuju sumber mata air di tengah sawah bersama, mencoba menggoreng kepompong yang ada di daun pisang dan memakannya (Gurih.. tapi setelah dipikir2 menjijikkan juga ^_^) Kita bisa mengobrol selama 4 jam tanpa minum, juga berdiam diri berdua dikamar seharian. Aku sangat-sangat menyayanginya, duniaku semakin luas terasa jika kulalui bersamanya.
Ninis tetap menjadi bahan cemoohan di sekolah, tapi yang aku kagumi. Dia diam, dan tidak mengubris omongan orang. Kalau aku jadi dia sih.. aku pasti udah nangis di tempat. Tapi tidak dengan Ninis, dia seperti tidak mendengar omongan orang. Dan semua di anggapnya sebagai angin lalu.
Persahabatan itu terus berlangsung meskipun kami harus berbeda SMP, tapi karna jarak antara rumah kami berdekatan, tidak ada alasan untuk persahabatan itu berakhir. Aku tetap sering kerumahnya, dan kami berbagi-bagi cerita. Banyak yang berubah dengan Nini, dia semakin tampak cantik, dan tidak lagi menjadi bahan cemoohan di sekolahnya yang baru.
Sewaktu kami SMA jarak mulai menjadi masalah, aku mengambil sekolah di luar kota dan hanya bisa pulang sewaktu hari sabtu. Tapi itu tak bisa mengubah segalanya, kami tetap bisa bertemu di hari minggu, itupun hanya terkadang. Ninis semakin berubah, Dia semaki cantik dan dipuja banya cowok di sekolahnya. Senang rasanya bisa melihat dia bahagia, karna kisahnya tak lagi sama seperti semasa SD.
Aku memang yakin, bahwa sebenarnya Ninis tak seburuk seperti apa yang teman SDku bicarakan. Dia memiliki garis wajah yang tirus, dan matanya bolak. Hanya saja sewaktu SD dia masih belum bisa merawat diri dengan baik.
Hingga saat ini, persahabatan itu tetap terjalin meskipun jam temu kami tidak lagi 1 minggu sekali. kadang 1 bulan sekali, tapi kami masih bisa berbagi cerita dan pengalaman bersama. Tidak ada yang bisa mencegah kami, karna dari awal kami memang tidak peduli dengan apa yang dikatakan orang2.
Hanya Aku dan Ninis yang tau, persahabatan itu penting. Yang indahnya hanya dapat kami rasakan berdua. Pokoknya I love U full Nis...
Aku nggak akan pernah ngelupain masa indah kita sampai kapanpun!!!
Kangen bgt pengen ketemu...
Katanya sih Ninis makin oke aja sekarang.
Pengen ketemu kamu.
Denis Ayu Permata sari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar